Minggu, 05 Agustus 2012

Metering Kamera Digital


Light Meter adalah pengukur cahaya yang terdapat dalam kamera DSLR, belakangan ini beberapa kamera compact / pocket juga sudah mengadopsi light meter. Light Meter pada kamera akan terlihat pada ruang bidik (view finder) dan beberapa kamera yang telah memiliki teknologi live view juga dapat terlihat pada layar LCD kamera. Light Meter ini mempunyai peranan yang sangat penting, pemotret tidaklah perlu menebak-nebak pengaturan speed dan diafragma.
Karena tinggal tentukan saja titik light meter pada titik tengah dengan cara memutar-mutar panel diafragma dan speed. Teknologi ini memang sangat memudah si pemotret untuk membuat sebuah foto dengan cahaya yang normal. Soal pengaturan ISO yang telah ditentukan kita juga dengan mudahnya menyesuaikan diafragma maupun kecepatan.  Berikut ini beberapa pola pengukuran (metering) dalam fotografi digital, yang umum kita kenal ada 4 pola pengukuran yaitu evaluative, partial, spot dan centre weight/ average. Berikut sedikit penjelasanya,….
  • Evaluative Metering
Pola metering ini biasa disebut dengan all around metering, karena dapat digunakan dalam berbagai kondisi baik indoor maupun outdoor.  Sistem kerjanya adalah kamera mengukur cahaya berdasarkan pemerataan pada seluruh bidang foto. Termasuk yang exposure yang ditentukan pada kamera tersebut. Metering ini mampu meminimalisir adanya backlight (cahaya yang berlebih di belakang objek).
  • Partial Metering
Nah, untuk pola yang ini hanya mengukur pada bagian titik tengah saja pada ruang bidik. Luasnya sekitar 8-10 % dari total luas bidang view finder, sedangkan area diluar partial itu tidak mempengaruhi pengukuran cahaya.  Pola partial lebih cocok untuk pembuatan foto siluet karena pengukuran hanya pada objek saja.
  • Spot Metering
Pola metering ini lebih sempit dari bidang pengukuran yang terjadi pada Partial Metering. Sekitar 3-4% bidang dari seluruh bidang foto dan mengabaikan cahaya pada sisa bidang foto. Dibutuhkan kejelian dalam menggunakan metering ini, apabila terjadi pergeseran dalam pengambilan foto akan mengakibatkan under atau over pada hasil akhir. Spot Metering sangat cocok untuk pengambilan foto dengan cahaya intensitas gelap terang yang kontras. Sebagai contoh foto panggung si vokalis biasanya hanya tersorot sebagian lampu panggung atau dalam sebuah ruang tertentu yang memiliki pencahayaan tidak merata.
  • Center Weight /Average Metering
Mode ini sangat cocok untuk membuat foto protrait, karena pengukuran yang dilakukan kamera adalah pada bagian tengah saja. Hanya bagian objek saja yang diukur.

Jenis - Jenis Kamera

Berikut Jenis jenis kamera

1. Kamera 35mm
    *SLR (Single Lens Reflex)

    * Kamera Range Finder

2. Medium Format
   * Medium Format Twin Lens Reflex


  * Medium Format SLR



 * Medium Format Range Finder


3. Large Format

TIPS & TRIKS mengoperasikan kamera


TIPS & TRIKS

APERTURE – BUKAAN DIAFRAGMA
------------------------------------------------
Mekanisme yang terdapat di dalam lensa yang berperan untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk melalui lensa.Bukaan diafragma besar, maka angka yang tampil dalam kamera kecil dan ruang tajamnya sempit,begitu pula sebaliknya.

SPEED - KECEPATAN RANA
-------------------------------------
Kecepatan sangat berpengaruh pada pemotretan benda-benda yang bergerak.Jika melakukan pemotretan pada benda bergerak dengan speed rendah,maka hasilnya akan blur(kabur).Dan jika speed tinggi,maka hasilnya  freeze(diam).

EXPOSURE MODE – MODUS PENCAHAYAAN
-----------------------------------------------------------
Pada umumnya ada 4 tipe pengaturan pencahayaan,yaitu : 
•Manual (M): mengatur diafragma dan kecepatan secara manual.
•Aperture priority (A): Mengutamakan diafragma, kecepatan bergerak otomatis.
•Shutter priority (S) : Mengutamakan kecepatan, diafragma bergerak otomatis
•Program (P) : Semua diatur secara otomatis

ISO
-----
Semakin rendah iso yang digunakan, maka kepadatan warna dari gambar yang dihasilkan semakin pekat,sebaliknya jika ISO tinggi,maka kepadatan warnanya tidak pekat,sehinnga timbul noise. Kepekaan cahaya ISO rendah semakin kecil,sehingga membutuhkan banyak cahaya,sedangkan ISO tinggi semakin peka terhadap cahaya,sehingga dengan cahaya minim dapat menghasilkan foto cukup baik.

METERING
--------------
Pola pengukuran cahaya yang biasa terbagi 3 kategori :
•Center weighted metering, adalah sistem pengukuran cahaya yang terbeban ke tengah gambar.
•Evaluative matrix, adalah sistem pengukuran cahaya yang berdasarkan pengukuran rata-rata pada setiap  bagian dari object.
•Spot metering, adalah sistem pengukuran cahaya yang menggunakan satu titik tertentu yang terpusat.

LENS SPEED - DAYA LENSA
-------------------------------------
Dapat diartikan  sebagai suatu daya dari lensa dibandingkan dengan kecerahan cahaya alam.Misalnya cahaya alam diberi sandi “1”, maka bila kuat lensa ditulis f/4,yang artinya cahaya yang masuk melalui lensa adalah ¼ dari cahaya di luar lensa.

Apa sih FOTOGRAFI itu?


Definisi Fotografi

Fotografi (dari bahasa Inggrisphotography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafos" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. 
Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan membakar medium penangkap cahaya dan menghasilkan cahaya yang identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya yang disebut lensa).




Kamera adalah alat pokok dalam bidang fotografi. Sedang fotografi sendiri dapat diartikan sebuah produk teknologi hasil dari akumulasi berbagai inovasi, pengalaman, observasi dan obsesi dari teknologi serta ilmu pengetahuan.

Bicara mengenai fotografi tidak pernah lepas dari beberapa topik berikut:

* diafragma
* lensa
* kecepatan
* komposisi & framing
* angle of view  (normal, bird eye-view, frog eye-view)
* flash & cahaya konstan


Mungkin kita lelah membicarakan sisi teknis dalam dunia fotografi (analog maupun digital). Akan tetapi ada beberapa teknis pengaturan PENTING yang Sering dianggap TIDAK PENTING dalam FOTOGRAFI DIGITAL.
Sebuah konsep fotografi akan terwujud atau ter-eksekusi dengan baik, jika sang fotografernya mampu menguasai teknis dasar dari ilmu fotografi tersebut. Konsep tekniskonsep artistik maupun hal yang non teknis.

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa Lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).

Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.



Sejarah dan perkembangan fotografi


Kronologi perkembangan fotografi dimulai dengan:

Foto Heliografi dengan subyek pemandangan yang pertama dibuat oleh Joseph Nicéphore Niépce pada tahun 1826.[1]

Boulevard du Temple, fotoDaguerreotype pertama yang dibuat oleh Daguerre pada sekitar tahun 1838-1839

Citra berwarna yang pertama, Maxwell, 1861

Foto berwarna yang pertama dibuat oleh Louis Ducos du Hauron pada tahun 1877.

High speed photography, Muybridge, 1878

Citra hasil pemindaian komputer digital, 1957